Peternakan Terpadu
Alangkah senangnya ketika berada di peternakan sapi. Bagi sebagian orang mungkin merasa jijik dekat-dekat kandang ternak. Tapi, saya sungguh sangat menikmati saat-saat berkunjung ke peternakan. Kapan ya saya memiliki peternakan sendiri? dengan jumlah sapi yang banyak sekali. Rasanya, bau kotoran ternak yang menyatu dengan hembusan angin dari ladang merupakan terapi bagi saya, karena sungguh sangat damai dan serasa berada pada tempat yang jauh dari keramaian.
Mungkin bagi orang bau tersebut sangat mengganggu, tapi bagi saya sendiri bau tersebut selalu dirindu.Hehe...asal jangan bau amoniak sama H2S-nya saja yang tercium mentah-mentah, bisa kelenger. :D
Saya heran, kenapa peternakan di Indonesia belum maju seperti di negara lainnya, misalnya Amerika ataupun Australia. Semakin heran lagi, sarjana-sarjana lulusan Fakultas Peternakan kesulitan mendapatkan pekerjaan, karena terbatasnya lapangan kerja yang ditawarkan. Seharusnya sarjana peternakan merupakan aset yang sangat berharga. Bukan sarjana tambang atau minyak yang berjaya dengan gaji WAH. :P.
Kembali lagi ke peternakan sapi, sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bisnis yang sangat menguntungkan. Banyak pengusaha-pengusaha muda yang bergelut dengan dunia peternakan menuai kesuksesan yang luar biasa.
Tapi itu yang punya modal, Namun, sangat disayangkan, animo masyarakat untuk ber-investasi pada bidang pertanian/peternakan relatif minim sekali. Masyarakat lebih suka menyimpan uangnya pada sektor-sektor yang cepat menghasilkan uang dengan tingkat return yang sangat tinggi(meski resiko juga tinggi), pasar modal misalnya.
Padahal, banyak juga rekan-rekan saya yang harus merasakan kekecewaan mendalam akibat kerugian pada sektor tersebut. Bayangkan saja, puluhan milyar dana amblas kurang dari satu tahun. Ah, seandainya saja uang sebesar itu dibelikan sapi..dapat berapa ya? dan jika 50% sapi yang dibeli dari uang tersebut bunting dan melahirkan, tentu akan lebih besar lagi jumlahnya. Belum lagi berapa orang yang akan terlibat pada usaha tersebut. Saya cuma berandai-andai, misalnya para investor tersebut membuka peternakan di daerah-daerah tertinggal, dimana ketersediaan lahan dan pakan masih sangat besar, dan dipasarkan ke luar negeri berupa daging olahan, sudah barang tentu masyarakat kita akan semakin berkembang. Secara tidak langsung hal tersebut akan merangsang tumbuhnya industri-industri baru berbasis peternakan.Desa mengepung kota, rasanya harus diterapkan guna memeratakan pembangunan di Indonesia tercinta ini.
Kabupaten Garut dapat dijadikan contoh, selain sayuran dan jeruknya yang terkenal itu, Garut memiliki beberapa kawasan dengan basis peternakan sapi perah, domba Garut, dan lain-lain. Di dekat kota Garut, daerah Sukaregang banyak terdapat industri-industri rumah tangga yang mengolah kulit sapi menjadi komoditas berkualitas ekspor. Mulai dari sepatu kulit, jaket kulit, tas, dompet, dan lain-lain industri berbahan baku kulit. Bahkan salah satu industri, milik H. Ate memiliki pabrik pengolahan kulit dimana hasil produksinya diekspor guna memenuhi permintaan pabrik-pabrik pembuatan mobil mewah di Eropa dan Korea.
Bayangkan seandainya saja seluruh daerah di Indonesia memiliki kekuatan agribisnis pertanian maupun peternakan yang kuat dan kokoh tentunya Bangsa kita dapat berdiri dengan bangga di atas kaki sendiri, tanpa meng-exploitasi sumber-sumber alam yang dapat merusak lingkungan. Kita beli saja minyak dari arab, batu-bara dari Brazil, pokoknya semua jenis sumber daya alam yang tidak dapat terbarukan dibeli dari luar. Biar Bangsa kita utuh, bersih, alami, dan selalu indah...
Tapi, rupanya saya bermimpi, hampir semua wilayah yang mengandung emas hitam dan emas putih diexploitasi sebesar-besarnya untuk para kapitalis, sehingga Indonesia sengsara dilanda banjir, lumpur lapindo, kerusakan lingkungan hampir di seluruh kawasan Indonesia. Ah, seandainya saja ladang-ladang kita penuh dengan tanaman pangan dan sayuran, penuh dengan ternak-ternak produktif, tentu bencana alam enggan berkunjung untuk merusaknya karena Indonesia begitu indah.
Lagi-lagi, bau sapi dan ladang sangat damai dan selalu dirindu...
Moooooo ....
Alangkah senangnya ketika berada di peternakan sapi. Bagi sebagian orang mungkin merasa jijik dekat-dekat kandang ternak. Tapi, saya sungguh sangat menikmati saat-saat berkunjung ke peternakan. Kapan ya saya memiliki peternakan sendiri? dengan jumlah sapi yang banyak sekali. Rasanya, bau kotoran ternak yang menyatu dengan hembusan angin dari ladang merupakan terapi bagi saya, karena sungguh sangat damai dan serasa berada pada tempat yang jauh dari keramaian.
Mungkin bagi orang bau tersebut sangat mengganggu, tapi bagi saya sendiri bau tersebut selalu dirindu.Hehe...asal jangan bau amoniak sama H2S-nya saja yang tercium mentah-mentah, bisa kelenger. :D
Saya heran, kenapa peternakan di Indonesia belum maju seperti di negara lainnya, misalnya Amerika ataupun Australia. Semakin heran lagi, sarjana-sarjana lulusan Fakultas Peternakan kesulitan mendapatkan pekerjaan, karena terbatasnya lapangan kerja yang ditawarkan. Seharusnya sarjana peternakan merupakan aset yang sangat berharga. Bukan sarjana tambang atau minyak yang berjaya dengan gaji WAH. :P.
Kembali lagi ke peternakan sapi, sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bisnis yang sangat menguntungkan. Banyak pengusaha-pengusaha muda yang bergelut dengan dunia peternakan menuai kesuksesan yang luar biasa.
Tapi itu yang punya modal, Namun, sangat disayangkan, animo masyarakat untuk ber-investasi pada bidang pertanian/peternakan relatif minim sekali. Masyarakat lebih suka menyimpan uangnya pada sektor-sektor yang cepat menghasilkan uang dengan tingkat return yang sangat tinggi(meski resiko juga tinggi), pasar modal misalnya.
Padahal, banyak juga rekan-rekan saya yang harus merasakan kekecewaan mendalam akibat kerugian pada sektor tersebut. Bayangkan saja, puluhan milyar dana amblas kurang dari satu tahun. Ah, seandainya saja uang sebesar itu dibelikan sapi..dapat berapa ya? dan jika 50% sapi yang dibeli dari uang tersebut bunting dan melahirkan, tentu akan lebih besar lagi jumlahnya. Belum lagi berapa orang yang akan terlibat pada usaha tersebut. Saya cuma berandai-andai, misalnya para investor tersebut membuka peternakan di daerah-daerah tertinggal, dimana ketersediaan lahan dan pakan masih sangat besar, dan dipasarkan ke luar negeri berupa daging olahan, sudah barang tentu masyarakat kita akan semakin berkembang. Secara tidak langsung hal tersebut akan merangsang tumbuhnya industri-industri baru berbasis peternakan.Desa mengepung kota, rasanya harus diterapkan guna memeratakan pembangunan di Indonesia tercinta ini.
Kabupaten Garut dapat dijadikan contoh, selain sayuran dan jeruknya yang terkenal itu, Garut memiliki beberapa kawasan dengan basis peternakan sapi perah, domba Garut, dan lain-lain. Di dekat kota Garut, daerah Sukaregang banyak terdapat industri-industri rumah tangga yang mengolah kulit sapi menjadi komoditas berkualitas ekspor. Mulai dari sepatu kulit, jaket kulit, tas, dompet, dan lain-lain industri berbahan baku kulit. Bahkan salah satu industri, milik H. Ate memiliki pabrik pengolahan kulit dimana hasil produksinya diekspor guna memenuhi permintaan pabrik-pabrik pembuatan mobil mewah di Eropa dan Korea.
Bayangkan seandainya saja seluruh daerah di Indonesia memiliki kekuatan agribisnis pertanian maupun peternakan yang kuat dan kokoh tentunya Bangsa kita dapat berdiri dengan bangga di atas kaki sendiri, tanpa meng-exploitasi sumber-sumber alam yang dapat merusak lingkungan. Kita beli saja minyak dari arab, batu-bara dari Brazil, pokoknya semua jenis sumber daya alam yang tidak dapat terbarukan dibeli dari luar. Biar Bangsa kita utuh, bersih, alami, dan selalu indah...
Tapi, rupanya saya bermimpi, hampir semua wilayah yang mengandung emas hitam dan emas putih diexploitasi sebesar-besarnya untuk para kapitalis, sehingga Indonesia sengsara dilanda banjir, lumpur lapindo, kerusakan lingkungan hampir di seluruh kawasan Indonesia. Ah, seandainya saja ladang-ladang kita penuh dengan tanaman pangan dan sayuran, penuh dengan ternak-ternak produktif, tentu bencana alam enggan berkunjung untuk merusaknya karena Indonesia begitu indah.
Lagi-lagi, bau sapi dan ladang sangat damai dan selalu dirindu...
Moooooo ....
Untuk modifikasi template blogger sering kunjungi http://bahasajepangzenbae.
ReplyDeleteblogspot.com
Visitors suka dg tampilan blog dan mutu tulisan. Kt sama2 blajar aja.
Dan makin banyak kt pasang link makin
menguntungkan kt.
Kenapa gak dipraktekin ilmu dari kang rohman ama oom, sy jg blajar dr mereka. Jg mas fatih syuhud.
ReplyDelete